Asal Mula Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadhan

Share on :
Asal Mula Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadhan
Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya,bahwa penulisan Bulan Puasa Ramadlan adalah penulisan yang benar agar cara pengucapan Ramadlan tetap tepat dan benar menurut qaidah bahasa arab,silah anda baca postingan di bawah ini untuk mengetahui lebih lengkap:
Penulisan Bulan Puasa Ramadlan
Walau secara EYD penulisan yang tepat itu "Ramadan" namun sebenarnya penulisan ramadan itu malah lebih merusak,karena nantinya akan lebih banyak orang yang salah melafadhkannya.
Contohnya dalam film dan sinetron indonesia sekarang ini malah sangat merusak,mengucapkan astaghfirullahal adhim dengan melafadhkan "adhim" menjadi "azim" yang artinya menjadi kemauan,ada juga yang berarti Lari kencang.[1] kalau memakai hamzah artinya malah berubah menjadi yang menggigit [1]
sebenarnya yang mengucapkan demikian itu adalah orang orang yang tidak berilmu dan menyesatkan orang banyak,sayang hal seperti itu malah terus dibiarkan,tidak ada perbaikan,baik dari pihak pemerintah maupun pihak ulama'
EYD semasa tahun 1972-1987 menulis bulan puasa ramadlan dengan DL (RAMADLAN) makanya NU memakai tulisan Nahdlatul Ulama' bukan memakai Nahdhatul Ulama' atau Nahdatul Ulama,dan pada tahun 2009 EYD disempurnakan,dan penulisan Ramadlan menjadi Ramadan,namun ada juga kelompok lain yang menulis "Ramadhan".Kelompok apakah itu?
Nah,ini yang akan dibahas saya sekarang ini,makanya saya memakai Judul "Asal Mula Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadhan" bukan "Asal Mula Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadan"
Banyaknya yang menulis Ramadhan sebenarnya karena ternyata Dunia Maya yang ada di Indonesia ini didominasi oleh golongan Wahabi.dan golongan wahabi indonesia sudah sangat terkenal tidak mengetahui tajwid,bahkan malah banyak yang tidak mau dan membaca seenaknya sendiri.[2] karena ada pengaruh yang besar dari kelompok wahabi yang tidak memahami makharijul huruf,maka terjadilah penyelewengan huruf dalam penulisan ض DL menjadi ظ DH dan akhirnya semua yang mengikuti internet dan buku buku terjemah banyak memakai DH dalam penulisan Ramadlan.
Penulisan Ramadlan menggunakan DH bukan hanya baru baru ini,ternyata sejak 2004 kelompok wahabi ini sudah menulis Ramadlan dengan memakai DH bukan dengan DL.saya sudah mengcopy salah satu artikel buat anda agar anda tahu mengenai bukti pendapat saya ini.
berikut ini tulisan kelompok wahabi yang saya copy:

Hukum Mengisi Bulan Ramadhan Dengan Begadang, Berjalan-Jalan Di Pasar Dan Tidur
Selasa, 2 Nopember 2004 01:34:06 WIB
Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Baaz

Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Baaz ditanya : Wanita Muslimah zaman sekarang banyak meghabiskan bulan Ramadhan dengan begadang di depan televisi atau vidio atau siaran dari parabola atau berjalan di pasar-pasar dan tidur, apa saran Anda kepada wanita Muslimah ini ?

Jawaban
Yang disyari'atkan bagi kaum Musimin baik pria mupun wanita adalah menghormati bulan Ramadhan, dengan menyibukkan dirinya pada perbuatan-perbuatan ketaatan serta menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat dan pekerjaan buruk lainnya di setiap waktu, lebih-lebih lagi di bulan Ramadhan karena kemuliaan Ramadhan. Begadang untuk menonton film atau sinetron yang ditayangkan televisi atau video atau lewat parabola atau mendengarkan musik dan lagu, semua perbuatan itu adalah haram dan merupakan perbuatan maksiat, baik di bulan Ramadhan ataupun bukan. Dan jika perbuatan itu dilakukan di bulan Ramadhan maka dosanya akan lebih besar.

Kemudian jika begadang yang diharamkan ini ditambah lagi dengan melalaikan kewajiban dan meninggalkan shalat karena tidur di siang hari, maka ini adalah perbuatan maksiat lainnya. Begitulah watak perbuatan maksiat, saling dukung mendukung, jika suatu perbuatan maksiat dilakukan maka akan menimbulkan perbuatan maksiat lainnya, begitu seterusnya.

Haram hukumnya wanita pergi ke pasar-pasar kecuali untuk keperluan yang mendesak. Keluarnya wanita harus sebatas keperluan dengan syarat ia harus menutup aurat serta menjauhkan diri dari bercampur dengan kaum pria atau berbicara dengan mereka kecuali sebatas keperluan hingga tidak menimbulkan fitnah. Dan hendaknya ia jangan terlalu lama keluar rumah hingga melalaikan shalatnya karena keburu tidur ketika sampai di rumah, atau menyia-nyiakan hak-hak suami dan anak-anaknya.

[Majmu 'Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah, Syaikh Ibnu Baaz]


FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG WANITA DI BULAN RAMADHAN


Oleh
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

Pertanyaan
Syaikh Shalih Al-Fauzan ditanya : Apakah faktor-faktor yang mendukung wanita untuk mencapai ketaatan kepada Allah di bulan Ramadhan ?

Jawaban
Faktor-Faktor yang mendukung seorang Muslim, baik pria maupun wanita untuk melakukan ketaatan di bulan Ramadhan adalah :

[1]. Takut kepada Allah yang disertai keyakinan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa mengawasi hamba-Nya dalam seluruh perbuatannya, ucapannya dan niatnya, dan bahwa semua perbuatannya itu akan mendapat balasan. Jika seorang Muslim telah memiliki perasaan ini maka ia akan menyibukkan dirinya dengan segala macam ketaatan kepada Allah dan bersegera untuk bertaubat dari segala macam maksiat.

[2]. Memperbanyak dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan membaca Al-Qur'an, karena dengan demikian hatinya akan menjadi lunak, Allah berfirman : "Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram" [Ar-ra'd : 28]. Dan firman-Nya juga : " Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka" [Al-Anfaal : 2]

[3]. Menghindari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan hati menjadi keras dan menjauhkan dirinya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu seluruh perbuatan maksiat, bergaul dengan orang-orang jahat, memakan yang haram, lalai dalam mengingat Allah dan menyaksikan film-film yang rusak.

[4]. Hendaknya wanita tetap tinggal di dalam rumahnya dan tidak keluar dari rumahnya kecuali untuk suatu kebutuhan dengan segera kembali ke rumah jika keperluannya telah terpenuhi.

[5]. Tidur pada malam hari, karena hal yang demikian itu akan membantunya untuk bisa bangun lebih cepat di penghujung malam, dan mengurangi tidur di siang hari sehingga dapat melakukan shalat lima waktu tepat pada waktunya serta dapat memanfaatkan waktunya untuk ketaatan.

[6]. Menjaga lidah dari ghibah (menggunjing atau membicarakan aib orang lain), mengadu domba (menebarkan provokasi), berdusta dan mengumbar perkataan haram lainnya sebagai penggantinya hendaknya ia menyibukkan dirinya dengan berdzikir.

[Kitab Al-Muntaqa min Fatawa Asy-Syaikh Al-Fauzan]


APA HUKUM BERBICARA DENGAN SEORANG WANITA ATAU MENYENTUH TANGANNYA DI SIANG HARI RAMADHAN

Oleh
Al-Lajnah Ad-Da'imah Lil Ifta

Pertanyaan
Al-Lajnah Ad-Da'imah Lil Ifta ditanya : Apa hukum berbicara dengan seorang wanita atau menyentuh tangannya di siang hari Ramadhan bagi orang yang berpuasa, sebab di sebagian tempat perbelanjaan sering terjadi yang seperti ini ?

Jawaban
Jika pembicaraan antara pria dan wanita itu tidak disertai dengan rayuan dan tidak bertujuan untuk bersenang-senang melalui obrolan, melainkan hanya sebagai transaksi dalam jual beli atau sekadar bertanya tentang arah jalan atau hal serupa lainnya, dan juga menyentuh tangannya tanpa unsur kesengajaan, maka hal ini diperbolehkan di bulan Ramadhan.

Akan tetapi jika permbicaraan itu untuk bersenang-senang dengan cara mengobrol dengan wanita itu, maka hal ini tidak boleh dilakukan, baik di bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan, dan di bulan Ramadhan lebih dilarang lagi.

[Fatawa Ash-Shiyam, halaman 29-30]


[Disalin dari buku Al-Fatawa Al-Jami'ah Lil Mar'atil Muslimah, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang Wanita 1, penyusun Amin bin Yahya Al-Wazan, terbitan Darul Haq, Penerjemah Amir Hamzah Fakhrudin]
almanhaj.or.id/content/1165/slash/0/hukum-mengisi-bulan-ramadhan-dengan-begadang-berjalan-jalan-di-pasar-dan-tidur/

Sudah jelas sekarang,bahwa yang mula mula menyiarkan penulisan Ramadlan menjadi Ramadhan adalah kelompok wahabi,dan seharusnya kita yang berfaham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA) tidak ikut ikutan menulis seperti mereka.
Sekian sedikit penjelasan saya mengenai Asal Mula Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadhan
Semoga Tulisan saya ini bermanfaat.
[1]. Lihat di kamus al-munawwir
[2]. lihat di situs sarkub.com dan ummatipress.com

Asal Mula Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadhan,Wahabi menulis ramadhan,Ahlus sunnah wal jama'ah menulis ramadlan,ramadlan adalah penulisan yang benar,bukan ramadhan atau ramadan,sebagai golongan aswaja seharusnya kita menulis ramadlan bukan ramadhan atau ramadan

Forum Ramadlan

Silahkan anda bagikan artikel ini ke: Google+
Anda Sudah Membaca Artikel Asal Mula Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadhan https://forumramadlan.blogspot.com/2013/06/asal-mula-penulisan-ramadlan-menjadi.html Anda Boleh Copy serta Share Artikel Asal Mula Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadhan ini Kepada Teman Anda Dengan Menyertakan Link Asal Mula Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadhan Sebagai Sumbernya, Terima Kasih.
Admin Blog Forum Ramadlan Mengucapkan Syukran Katsiran

28 komentar on Asal Mula Penulisan Ramadlan Menjadi Ramadhan :

hary mengatakan... 21 Juni 2013 pukul 18.42

kalau penulisannya RAMADHAN akan tetapi di bacanyakan ROMADON...itu kira2 benar apa tetap salah?

Forum Ramadlan mengatakan... 22 Juni 2013 pukul 04.33

cara bacanya tetap mengikuti qaidah bahasa arab, ra'nya ر yang berharkat fathah harus dibaca tafhim (kira kira seperti membaca RO) dan pada DL ض lidah harus ada di gigi geraham,serta dengan tekanan yang keras sehingga nanti suara yang dikeluarkan mendalam.
maaf sobat,aku sangat kesulitan menerangkan dengan tulisan nih.
pada dasarnya,bagaimana kalau kita ummat islam harus tepat membacanya,dan menulisnya,dan kalau tulisannya salah,pasti nantinya yang baca juga bisa salah,apalagi mereka yang membaca tidak tahu bahasa arab dan makharijul khuruf.
terima kasih atas kunjungannya

Forum Ramadlan mengatakan... 22 Juni 2013 pukul 04.38

hary@ oh ia penjelasan mengenai banyak blog yang dihapus karena ikut kontes seo yang anda posting sangat bagus sekali.

Hari Muhlia mengatakan... 23 Juni 2013 pukul 07.12

Oke kawan,,thanks juga dh mau berbagi,,sy jd tau sekarang,,akan saya jadikan referensi dulu ..oh ya makasih juga sob dh mau mapir di lapak sy.. :D

Anonim mengatakan... 23 Juni 2013 pukul 20.33

Semoga saja banyak yang membaca tulisan ini,agar mereka memahami bahwasanya penulisan yang benar itu adalah Ramadlan
dan semoga mereka tidak ikut ikutan kaum wahabi dengan menulis ramadhan

Forum Ramadlan mengatakan... 24 Juni 2013 pukul 02.52

Hary Muhlia@ terima kasih atas kunjungannya.
Anonim@ amin...

Anonim mengatakan... 3 Juli 2013 pukul 20.34

Saya bukan yang termasuk pro kontra, wahabi, NU, Muhammadiyah atau aliran lain. Mungkin (mungkin lho ya, saya sendiri tidak tahu persis) ramadlan diganti dengan ramadhan agar orang awam yang tidak bisa membaca arab tidak salah mengucapkannya apa adanya dengan ditambahi huruf "L".

Karena untuk mentransliterasi huruf hijaiyah ke huruf latin memang sulit untuk persis. Yang terbaik adalah belajar membaca Al Quran biar tidak salah baca yang berakibat salah arti.

Berita Ramadlan mengatakan... 4 Juli 2013 pukul 11.53

Artikelnya Menarik
dan saya memang lebih setuju menulis Ramadlan

NU Menulis Ramadlan mengatakan... 5 Juli 2013 pukul 05.46

Website NU saja sekarang ini sudah menulis RAMADLAN mungkin admin NU Online sudah tahu sejarahnya penulisan RAMADLAN
Mau dilihat darimana saja PENULISAN RAMADLAN adalah PENULISAN YANG BENAR,KARENA ITU JANGAN SEBARKAN KESALAHAN KEPADA PUBLIK TAPI SEBARKANLAH KEBENARAN

Anonim mengatakan... 6 Juli 2013 pukul 01.53

Hanya orang bodoh yang tidak pernah sekolah yang menulis ramadhan
Sudah jelas jelas (dl) itu menjadai penunjuk buat huruf dlad kok masih pakek (dh)
ada juga yang memang bodoh permanen alias wong WAHABI

Imamul Wa Ramadlan mengatakan... 8 Juli 2013 pukul 03.26

yang benar itu tulisannya Ramadlan atau untuk mengikuti EYD Ramadan.
Situs kementrian saja nulisnya RAMADLAN coba lihat http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=150198
tapi menurut saya yang paling tepat memang RAMADLAN

Wahabi Sesat mengatakan... 10 Juli 2013 pukul 02.48

Hanya Wahabi Sesat yang Menulis ramadhan,atau orang yang cuma ikut ikutan saja.

sulaemandiki mengatakan... 15 Juli 2013 pukul 23.31

ramadan itu kalau tidak salah artinya orang yang sakit mata hampir buta.

jadi sebaiknya ramadhan di bacanya romadhon yang artinya pasti sudah pada tau..

toko gumilar mengatakan... 17 Juli 2013 pukul 19.21

baru tahu .. infonya kaya gini :)

ace maxs mengatakan... 17 Juli 2013 pukul 19.22

waduh menurut saya apapun tulisannya makna sama tak apa apa lah

Jelly Gamat mengatakan... 17 Juli 2013 pukul 19.24

apalah sebuah .. perdebatan yang penting satu tujuan

Selamatkan Aku Dari Kebodohan mengatakan... 24 Juli 2013 pukul 18.18

ACE MAXS@ namu siapa,coba tulis saja,umpamanya namamu ANSOR lalu aku tulis ANCOR atau ANCLONG kamu mau?
terus bagaimana orang yang membacanya?
Sebelum berpendapat tidak bisa mikir dulu ya?!
JELLY GAMAT@ tujuan apa?
Untuk merusak?
mungkin anda hanya baca judul saja kali ya?
pemahamannya dangkal banget?
Hal ini sudah sangat lama dibahas,bahkan kamu bisa kufur lisani lo!hanya gara-gara salah membaca

mMUFIDn mengatakan... 27 Juli 2013 pukul 08.29

Forum Ramadlan semakin keren banget, ane search di google seperti website besar.
semoga Forum Ramadlan semakin besar yang gak kalah sama yahoo, dan google sendiri

Forum Ramadlan mengatakan... 2 Agustus 2013 pukul 13.54

For All@ makasih banget,maaf tidak bisa balas satu persatu.
mMUFIDn@ ingin tahu triknya ta?
hahaha..sombong dikit bro

Anonim mengatakan... 8 September 2013 pukul 09.31

komentar-komentar di sini terlalu memojokkan orang yang menulis selain kata "RAMADLAN",,bagaimana kalau orang-orang menggunakan semisal kata "ROMADHON" malah sesuai makna dan pengucapannya dengan arabnya dibandingkan kata "RAMADLAN",,,guna bahasa itu kan untuk memudahkan berkomunikasi,,mungkin mereka lebih mudah membaca ROMADHON sehingga pengucapannya sesuai dari pada RAMADLAN, apalagi bagi mereka yang kurang tahu translitter dari arab ke indonesia..Jadi jangan sembarang berkomentar dan berpikiran buruk seperti mengatakan sesatlah,ikut-ikutan lah dan sebagainya..Admin juga harusnya lebih bijaksana menanggapi komentar-komentar yang memojokkan yang lain..

Anonim mengatakan... 8 September 2013 pukul 09.47

bukannya ظ = Zh,,ko dalam artikel ini ظ = Dh,,,ada ngawurnya juga nih artikel...malah ini yang bisa menyesatkan..

sulhan mengatakan... 14 September 2013 pukul 08.28

buat anonim diatas:
Link diatas tidak dibaca ya?disana sudah dijelaskan cara tulis arab ke indonesia.ZH itu ذ dan DH itu ظ. ente gak sekolah MI atau diniyah ya?

Camera.co.id Toko kamera murah di Indonesia mengatakan... 26 Desember 2013 pukul 15.01

anonim mau menyembunyikan kebodohannya tetapi ketahuan. kasian dech lho.
orang seperti anonimlah yang menyesatkan dan seperti para ust artis yang sok tau

Tsunade Garter Belt mengatakan... 24 Mei 2014 pukul 23.36

Mantep sobat infonya. I like this

Anonim mengatakan... 5 Juni 2014 pukul 16.58

Setuju banget untuk kata - kata tertentu tidak ikuti EYD karena justru salah arti maupun pengertian, bukan tidak setuju pada EYD...tetapi demi kebenaran makna atau arti sesungguhnya, maka EYD pun perlu diluruskan atau disempurnakan lagi tentunya oleh orang - orang yang ngerti dan faham betul tentang bahasa arab khususnya,agar kesalahan - kesalahan pada EYD tidak berlanjut.....

Unknown mengatakan... 27 Juli 2014 pukul 03.47

Anak saya lahir di bulan Ramadlan, saya ingin memberikan nama sesuai bahasa Arab dan Bukan EYD apakah nama " Al Fatih Ramadlan" sudah benar sesuai dng bhs Arab?. Mohon maaf saya mualaf yang baru belajar

Adi Rizka mengatakan... 29 Juli 2014 pukul 05.36

Setuju gan. :D

Forum Ramadlan mengatakan... 30 Juli 2014 pukul 04.55

malacca streampersada@ kalau secara EYD "RAMADAN"
Kalau secara pendekatan ke bahasa Arab "RAMADLAN"
Jadi silahkan anda putuskan sendiri, akan condong ke yang mana

Post a Comment and Don't Spam!

Silahkan Berdiskusi Dengan Baik,NO SARA NO SPAM
Mohon Maaf Komentar yang ada link-nya terutama link yang hidup atau komentar Promosi akan saya hapus.